Sabtu, 20 Agustus 2011

Berkenalan Dengan Ahlus Sunnah wal Jama'ah



Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabatnya radhiyallahu 'anhum. Disebut AHLUS SUNNAH, karena kuatnya (mereka) berpegang dan ber-ittiba' (mengikuti) Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabatnya radhiyallahu 'anhum.

As-Sunnah menurut bahasa (etimologi) adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk. [Lisaanul 'Arab (VI/399)]

Sedangkan menurut ulama 'aqidah (terminologi), As-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, baik tentang ilmu, i'tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji dan orang yang menyalahinya akan dicela. [Buhuuts fii 'Aqidah Ahlis Sunnah (hal. 16)]

Disebut Al-Jama'ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yang berpegang kepada) al-haq (kebenaran), tidak mau keluar dari jama'ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah. (Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jama'ah fil 'Aqiidah)

Al-Jama'ah menurut ulama 'aqidah (terminologi) adalah generasi pertama dari umat ini, yaitu kalangan Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in serta orang-orang yang mengikuti(nya) dalam kebaikan hingga hari kiamat, karena berkumpul di atas kebenaran. [Syarhul 'Aqiidah al Waasithiyyah (hal. 61) oleh Khalil Hirras]

Imam Abu Syammah asy-Syafi'i rahimahullah (wafat th. 665 H) berkata:

"Perintah untuk berpegang kepada jama'ah, maksudnya adalah berpegang kepada KEBENARAN dan mengikutinya. Meskipun yang melaksanakan Sunnah itu SEDIKIT dan YANG MENYALAHINYA BANYAK. Karena kebenaran itu (adalah) apa yang dilaksanakan oleh jama'ah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabatnya TANPA MELIHAT kepada orang-orang yang MENYIMPANG (melakukan kebathilan) sesudah mereka.

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu:

Al-Jama'ah adalah YANG MENGIKUTI KEBENARAN WALAUPUN ENGKAU SENDIRIAN." [Al-Baa'its 'alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits (hal. 91-92), tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman dan Syarah Ushuulil I'tiqaad, karya al-Lalika-i (no. 160)]

Jadi, AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan MENJAUHI perkara-perkara yang baru dan bid'ah DALAM AGAMA.

Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-Thaa-ifatul Manshuurah (golongan yang mendapatkan pertolongan Allah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang selalu menegakkan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolong mereka dn orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu." [HR. Bukhari (no. 3641) dan Muslim (no. 1037, 174), dari Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu]

Mereka juga dikatakan sebagai al-Ghurabaa'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghurabaa' (orang-orang yang asing)." [HR. Muslim (no. 145) dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Sedangkan makna al-Ghurabaa' adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhum ketika suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan tentang makna dari al-Ghurabaa', beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, ORANG YANG MENDURHAKAI MEREKA LEBIH BANYAK daripada yang mentaati mereka."

[HR. Ahmad (II/177, 222), Ibnu Wadhdhad (no. 168). Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (VI/207, no. 6650). Lihat juga Bashaa-iru Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajas Salaf, hal. 125]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda mengenai makna al-Ghurabaa':

"Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki (ummat) di tengah-tengah rusaknya masyarakat." [HR. Abu Ja'far ath-Thahawi dalam Syarah Musykilil Aaatsaat (II/170, no. 689), al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah (no. 173) dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhum. Hadits ini shahih li ghairihi karena ada syawahuidnya. Lihat Syarah Musykilil Aatsaar (II/170-171) dan Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1273)]

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

"Yaitu, orang-orang yang memperbaiki Sunnahku (Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) sepeninggalku SESUDAH DIRUSAK oleh manusia."

[HR. At-Tirmidzi (no. 2630), beliau berkata, "Hadits ini hasan shahih." Dari Amr bin Auf radhiyallahu 'anhu]

Penamaan istilah Ahlus Sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama Islam pada kurun yang dimuliakan Allah, yaitu generasi Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in.

Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhum berkata ketika menafsirkan firman Allah Azza wa Jalla:

"Pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): 'Kenapa kamu KAFIR SESUDAH KAMU BERIMAN? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu." (Ali Imran: 106)

"Adapun orang yang putih wajahnya, mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Adapun orang yang hitam wajahnya, mereka adalah Ahlul Bid'ah dan sesat." [Tafsir Ibnu Katsir (I/419), cet. Darus Salam), Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama'ah (I/79, no. 74)]

Bagi yang bersemangat untuk mengetahui tentang Ahlu Sunnah wal Jama'ah sebagaimana telah disampaikan di atas, silakan baca ebook berikut (lihat hal. 36-44): http://books.google.com/books?id=xuTGWJr8n18C&printsec=frontcover&client=firefox-a#v=onepage&q&f=false

Dalam artikel lain disebutkan:

Makna Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Kata "Ahlus Sunnah" terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan, dan kata "sunnah". Namun bukanlah yang dimaksud di sini "sunnah" dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan yang mendapat pahala jika dilakukan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Akan tetapi sunnah adalah apa yang datang dari Nabi baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiamat.

Dengan demikian definisi Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan sunnah para shahabatnya. Sehingga Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

"Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar (sunnah) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya adalah Ahlus Sunnah." (Lihat Talbisul Iblis, hal. 16)

Sedangkan kata "Al Jama’ah" artinya bersama atau berkumpul.

Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama-ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari kiamat.

Merekalah orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Namun yang perlu digaris-bawahi di sini adalah, bahwa Al Jama’ah adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran, bukan pada jumlahnya.

Jumlah yang banyak tidak menjadi patokan kebenaran, bahkan Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." (Al An’am: 116).

Sehingga benarlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu:

"Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian." (Syarah Usuhul I’tiqaad Al Laalika-i, no. 160).

Ringkasnya, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang satu golongan yang selamat pada hadits:

"Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan ; dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan; sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami pun bertanya, 'Siapakah yang satu itu ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku di hari ini." (HR. Tirmidzi)

Sumber: http://buletin.muslim.or.id/manhaj/siapakah-ahlus-sunnah-wal-jama%E2%80%99ah

Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar