Sabtu, 20 Agustus 2011

MEREKA JUGA INGIN DI-KHITAN


Mereka adalah anak-anak kaum muslimin, anak-anak dari saudara-saudara kita sesama kaum muslimin. Mereka juga ingin di-khitan (sunat) di saat liburan sekolah, sebagaimana saudara-saudaranya yang lain yang sudah di-khitan. Tapi orang tua mereka tidak memiliki biaya untuk melaksanakan syari'at khitan bagi mereka, yang secara umum HANYA DILAKUKAN SEKALI DALAM SEUMUR HIDUP. Adakah yang bisa kita lakukan untuk mereka...? Atau, haruskah kita pura-pura tidak tahu..?

Alhamdulillah, dengan bantuan dana dari para sahabat fillah, terutama yang ada di FB ini, tahun lalu kami sudah mengadakannya di dua tempat yaitu di Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Untuk tahun ini insya Allah akan diadakan di Brebes, Jawa Tengah, pada 26 Juni 2011.

Bagi yang berkenan meng-infakkan sebagian dari rizkinya, berapa pun yang diberikan, insya Allah akan sangat membantu terselenggaranya acara ini, dapat ditransfer ke:

1. BCA KCP Tebet 09 213 774 19

2. Bank Mandiri KCP Saharjo Jakarta 124-00-0591387-7

Semua atas nama RAHMANSYAH

Untuk memudahkan Pengecekan dan Pencatatan,di mohon dengan sangat setelah transfer harap memberikan konfirmasi Nama dan Jumlah Transfer dengan mengirim SMS ke saudara Danang Surodirman 0857 8276 0076

Jazakumullahu khairan....

Khitanan Massal [ Insya Allah]
http://www.facebook.com/event.php?eid=174279052629446

Islam Adalah Agama yang Indah, yang Mengajarkan Kepada Kita Agar Mendahulukan Kepentingan Orang Lain

Tingkatan kedermawanan yang paling tinggi adalah mendahulukan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, seseorang mendermakan hartanya, padahal dia juga membutuhkan harta itu.

Tidak ada satu derajat pun dari yang lain yang lebih tinggi dari sifat mendahulukan kepentingan orang lain dalam masalah kedermawanan. Allah telah memuji para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang memiliki sifat ini. Firman-Nya:

"..dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)." (Al-Hasyr: 9)

Sebab turunnya ayat ini berasal dari kisah Abu Thalhah yang memberikan satu-satunya makanan yang mestinya dimakan anaknya, kepada orang lain yang lapar. Kisah ini sudah terkenal.

Ikrimah bin Abu Jahl, Suhail bin Amr dan Al-Harits bin Hisyam serta beberapa orang lainnya dari Bani Al-Mughirah mati syahid pada waktu Perang Yarmuk.

Tatkala mereka (tiga orang ini) dalam keadaan terluka, mereka diberi beberapa teguk air. Mereka menyodorkan air itu kepada yang lain, dan akhirnya mereka mati semua tanpa ada seorang pun yang sempat meminumnya.

Pada mulanya air itu diterima Ikrimah. Dia melihat Suhail yang sedang memandangi dirinya. Maka dia berkata, "Minumlah air ini lebih dahulu!"

Ketika air itu ada di tangan Suhail dan Suhail melihat ke arah Al-Harits yang sedang memandanginya, maka air itu disodorkan kepada Al-Harits sambil berkata, "Minumlah air ini lebih dahulu!"

Masing-masing ingin mendahulukan kepentingan yang lainnya untuk meminumnya, yang akhirnyamereka mati semua tanpa ada seorang pun yang sempat meminumnya. Lalu Khalid bin Walid melewati mereka sambil berkata, "Demi diriku atas sikap kalian."

Salah seorang sahabat ada yang diberi hadiah berupa kepala kambing. Dia berkata, "Saudaraku lebih membutuhkan kepala kambing ini daripada aku." Lalu dia memberikannya kepada yang lain. Orang kedua yang menerimanya pun berkata seperti itu, begitu seterusnya hingga kepala kambing itu berputar melewati tujuh rumah, lalu kembali lagi ke rumah orang pertama yang menerimanya.

Suatu kali Abdullah bin Ja'far pergi ke ladangnya. Dia sempat singgah di sebuah kebun kurma milik seseorang yang di sana ada seorang pembantu kulit hitam yang bekerja di tempat itu. Ketika itu dia menerima makanan yang diantarkan kepadanya. Pada saat yang sama ada seekor anjing yang masuk ke kebun dan mendekati pembantu kulit hitam itu. Dia (pembantu kulit hitam itu) melemparkan sepotong roti ke arah anjing yang langsung (anjing itu) menyantapnya. Kemudian dia (pembantu kulit hitam itu) berbuat seperti itu lagi ketiga kalinya.

Abdullah bin Ja'far yang memandangnya bertanya, "Wahai anak muda, berapa banyak makananmu setiap harinya?"

"Seperti yang engkau lihat tadi," jawabnya.

"Mengapa engkau lebih mendahulukan kepentingan anjing itu?"

"Itu bukan termasuk anjing yang galak. Ia datang dari suatu tempat yang jauh dalam keadaan kelaparan, sementara aku enggan untuk mengusirnya," jawab pemuda pembantu itu.

"Lalu apa yang bisa kamu perbuat?" tanya Abdullah bin Ja'far.

"Aku masih menyisakan sedikit ini untuk aku makan hari ini," jawab pemuda itu.

Abdullah bin Ja'far berkata, "Dia rela menderita karena sifat kedermawanannya. Orang ini ternyata LEBIH DERMAWAN daripada aku."

Kemudian dia membeli kebun itu dengan segala isinya, juga membeli pemuda kulit hitam itu dan memerdekakannya, setelah itu dia memberikan kebun tersebut kepadanya.

(Dikutip dari Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar